mayangkoto

my story, my life


6 Komentar

Brooklyn Bag

Pagi ini happy sekali 😀 . Selain berhasil menyelesaikan sebuah tas yang saya idam-idamnya. Juga happy karena sesuatu, yang sebetulnya saya harusnya belum boleh happy untuk sesuatu ini. Karena masih belum pasti. Tapi walau bagaimanapun tetap happy dan merasa bersyukur sekali kepada Tuhan 🙂 Baca lebih lanjut


10 Komentar

Tutorial Dompet Rits dengan Bias Tape oleh Mbak Tita Ningsih

Saya pengen bikin accordion wallet tapi gak mau pake bikin yang versi lahiran. Capeknya luar biasa, soalnya tebal banget. Nah suatu kali di craftalova fabric club, ada seorang member yang memposting karyanya. bikin dompet rits tapi gak pake sistem lahiran, tapi sistem bisban. Baca lebih lanjut


22 Komentar

Another Hobobag

Hari minggu saya manfaatkan untuk menyelesaikan sebuah tas. Gak tau namanya apa, soalnya pakai bahasa mandarin sih. Tapi dari modelnya sepertinya sih ini hobobag juga. Pola dan tutorial saya lihat dari buku ini. Ini termasuk tas yang gampang dibuat bahkan oleh pemula. Kesulitannya saya rasa cuma di pemasangan bisban saja. Kalau saya, karena ini kali pertama pasang bisban jadi ya masih belum rapi hasilnya hehehe. Tapi tetap kecelah hasilnya 😀

14581579_1154007938015560_1613592406615877458_n

Cakep gak? hehehe. Outernya pakai katun sprei, inner katun juga, tapi tidak tahu jenisnya apa. Bisbannya dari katun polkadot. Tidak pakai resleting, hanya pakai kancing magnet. Maafin ya, saya lupa foto dalamnya seperti apa. Di dalamnya ada kantong berkaret di satu sisi badan tas, dan di sisi-sisi gussetnya ada kantong kecil di kiri dan kanannya. Sudah mirip seperti aslinya belum :

13532824_1070577353025286_4825254332699470434_n

Itu, yang di sebelah kanannya 😀 . Aslinya untuk outer itu pakai 2 warna/motif kain. Tapi saya malas, soalnya harus cari kombinasi motif dan warna yang pas, itu bikin pusing. Kalau bikin tas sih sesuai kreasi kita aja. Gak perlu terlalu ikutin model aslinya seperti apa. Kadang alat dan bahan yang kita miliki terbatas, jadi kita ya musti kreatif memanfaatkan apa yang ada 🙂

 


Tinggalkan komentar

Hobo Bag

Untuk pertama kalinya saya ikutan program Craftalova Sew Along yang diadakan Craftalofa Fabric Club setelah sekian lama bergabung di sana. Kali ini ada yang menyelenggarakan sew along hobo bag yang cocok sekali untuk pemula. Oke, saya putuskan ikut daftar. Nanti tanggal 14 – 21 oktober ada parade tas-tas yang sudah dikerjakan di grup. Alhamdulillah saya berhasil menyelesaikannya tadi malam ^_^

14492430_1146048928811461_6632275817630482669_nMaterial yang dibutuhkan :

-Kain untuk outer, pilih kain yang lemas dan tipis seperti katun atau linen. Jangan menggunakan kain tebal seperti kanvas.
-Kain untuk inner, saya pakai katun juga
-Viselin, untuk pelapis inner dan handle
-m10 untuk pelapis outer
-busa angin untuk batting outer supaya tasnya kokoh berdiri
-resleting uk 5 50-60 cm, saya pakai 50 cm aja
-kancing jepret/magnet tanam, kalau di tutorialnya pakai, saya tidak pakai 😀
-Kalau mau pakai tali panjang bisa ditambahkan juga, ini opsional saja. Saya tidak pakai tali panjang
-Jarum mesin saya pakai no 14

Pola dan tutorial bisa dicek di grup facebook Craftalova Fabric Club ya. Karena grupnya tertutup jadi kalau tidak gabung ke grupnya tidak akan bisa lihat tutorialnya. Silahkan gabung dulu, terus intip-intip deh beraneka macam album tutorial yang ada di sana 🙂

Sekilas pengenalan bahan mungkin ada yang bertanya-tanya apa itu viselin, apa itu m10, dll. Viselin adalah pelapis kain yang berfungsi menahan kain waktu dijahit supaya kain tidak brudul, tidak terlalu tipis. Viselin ini tipis, di satu sisi berperekat. Cara pakai dengan menyeterika bagian yang berperekat ke bagian buruk kain. M10 seperti viselin juga, berperekat di satu sisi, cara pakai juga sama. Cuma kalau viselin seratnya tipis, seperti kapas, mudah sobek. Kalau m10 lebih tebal, seperti kain. Saya saat ini tidak punya m10, adanya m33 jadi saya paki m33 saja untuk pelapis outernya, oke juga kok 🙂 . Kalau busa angin itu yang biasanya untuk bed cover, kan pakai busa, nah biasanya itu pakai busa angin. Saya beli yang tipis saja, Rp.11.000,- semeter.

Saya kerjakan si hobo bag ini selama 3 malam 😀 . Rabu saya coba buat tapi ternyata kehabisan busa angin, jadi harus beli dulu. Kamis sudah hampir selesai, tinggal jahit tindas dan pasang kepala resleting beserta penutupnya. Tapi sudah terlalu larut, jadilah jumat malam berhasil diselesaikan 🙂 .

Untuk pemula proyek ini lumayan gampang. Tasnya besar, kalau mau bawa muatan banyak cocok nih 😀 . Agak sedikit tricky untuk menjahit tindas pas di bagian lengkungan-lengkungannya. Selain itu sepertinya tidak ada yang sulit 🙂 . Sekarang saya juga sepertinya lebih tenang waktu menjahit. Kayaknya sudah lebih mengenal si janome tercinta 🙂 . Ada insiden dedel mendedel juga sedikit, supaya hasil lebih baik tentunya 🙂 . Pas jahit tindas agak melenceng-lenceng sedikit, diluar itu sih sudah oke semua. Semoga ke depannya, hasil jahitan saya lebih baik lagi 🙂

Happy Weekend 🙂


2 Komentar

Weekender Bag

Weekender bag saya akhirnya selesai, tapi saya betul betul tidak puas dengan hasilnya 😦 . Jahitannya loncat, dan setumpuk kesalahan menjahit lainnya. Ini selesai untuk sekedar setor ke penyelenggara kursusnya saja. Dalam hati mah tidak puas sama sekali.

14522823_1141654692584218_6608010555402600017_n

Awalnya semangat banget untuk mengerjakan proyek yang satu ini. Karena weekender bagnya terdiri dari 2 kompartemen. Saya pikir saya bisa bawa ini ke kantor, yang kompartemen atas untuk menyimpan dompet, payung, dll. Yang kompartemen bawah untuk tempat menyimpan kotak makan siang. Angan-angan saya sudah setinggi langit 😀 . Tapi setelah proses pengerjaan saya jadi stres sendiri. Apalagi sampai sekarang saya belum menemukan teknik yang paling nyaman dan pas untuk menjahit gusset dengan alas yang berbentuk kotak. Kalau lingkaran lebih gampang karena tidak ada sudut. Kalau persegi kan ada sudut-sudut. kadang tidak ngepas antara alas dengan gusset. Jadilah pas dijahit kainnya jadi kecekit. Terus juga jahitannya loncat, pas saya lakukan proses pembalikan tasnya jadi bolong 😥 . Itu pas difoto resleting atasnya copot, soalnya jahitan di pangkal dan awal resleting lepas. Mengakibatkan tas bolong 😥 . Betul-betul tidak puas, gagal pokoknya. Tapi kalau tidak pernah gagal, kita gak akan pernah belajar kan. Dengan adanya masalah-masalah dalam menjahit yang saya hadapi, saya jadi termotivasi untuk mencari tahu di mana letak kesalahan saya. Akhirnya saya sudah menemukan solusi untuk benang yang loncat. Tinggal cara untuk menyatukan gusset dan alas saja. Ada caranya di buku yang saya beli, cuma pas dipraktekkan kok tetap tidak pas. Padahal pola sudah dipotong dengan presisi, saya masih bingung salahnya dimana. Mungkin mesti meluangkan banyak waktu untuk latihan menjahit. Saat ini saya belum bisa deh hahaha. Ada waktu ya langsung geber untuk mengerjakan proyek. Padahal practice makes perfect kan. Udah angan-angan sih saya, pakai kain perca ingin latihan teknik ini, teknik itu, tapi sampai sekarang belum kepegang 😀 . Waktunya belum ada (alasan) 😀

Balik ke weekender bag, pengen buat ulang. Semoga bisa dikerjakan dalam waktu dekat.


Tinggalkan komentar

Simple Backpack

Yeay, saya akhirnya berhasil menyelesaikan proyek terakhir dari mbak Anna yaitu membuat backpack. Kursus onlineya sendiri untuk membuat 4 proyek, keempatnya berhasil saya selesaikan. Dan saya paling puas dengan backpack ini 😀 . Lebih rapi, karena sudah lebih mengetahui tekniknya. Menjahitnya sudah lebih lancar, seingat saya gak pake acara dedel mendedel 😀 . Mungkin salah satu sebabnya karena backpacknya saya bikin tanpa pelapis kali ya. Soalnya kalau pakai pelapis itu bikin stres lo 😀

14470425_1141655142584173_5888394066369881910_n

Itu dia penampakan backpack saya, saya berhasil selesaikan hari minggu malam. Bahan outernya kain baby kanvas impor. Bahan kanvas tapi lebih tipis dan lemas, bagus deh bahannya. Untuk innernya saya pakai kain belacu + katun jepang. Ceritanya kehabisan belacu, tapi malas beli ke pasar. Akhirnya memanfaatkan kain yang ada saja 😀 . Tidak pakai pelapis, karena ingin backpacknya terlihat “gemulai” sekaligus merasa belum siap kalau harus menghadapi pelapis lagi 😀

Berikut detail penampakan tasnya :

Yang jadi kekhawatiran saya adalah saat pembuatan tas sebelumnya, mesin jahit saya kok tidak kuat jahit bahan tebal. Padahal si janome ini terkenal karena kekuatannya jahit bahan tebal. Di saya kok tidak seperti itu. Kalau jahit bahan tebal, walaupun si tombol penambahan tekanan sepatu sudah ditekan tapi tetap saja jahitannya loncat. Ilustrasinya seperti ini : _._._._._.__________._._._. Ibaratkan garis pendek itu jahitan normalnya dan si titik-titik itu tanda pertemuan benang atas dan bawah saling mengunci. Kalau ketemu kain yang tebal sekali, jahitannya akan jadi panjang seperti itu 😦 . Benang bawah dan atas tidak mengunci, otomatis tidak terjahit deh. Ini bahaya, soalnya bikin tas bolong, masa’ saya harus jahit manual kan bahannya tebal 😦 . Baru beberapa hari yang lalu saya tahu, kalau itu adalah masalah pengaturan tensi. Kalau jahit bahan tebal, tensinya harus dilonggarkan begitu hehehe. Baru ngeh saya, soalnya pada pembuatan proyek-proyek sebelumnya saya tidak pernah mengatur tensinya, selalu dengan tensi yang sama untuk semua jenis kain. Padahal beda kain dan beda ketebalan, tensinya juga beda. Nambah pengetahuan baru nih 😀

Jadilah untuk si backpack ini saya terapkan ilmu tentang pertensian ini, dan alhamdulillah berhasil 😀 . Untuk jahit webbing (tali tas)  yang super tebal itu, dijahit rangkap 3 pun oke saja. Jahitannya “ngunci” antara benang atas dan bawah, alhamdulillah 😀 .

Lega kelas online dengan mbak Anna sudah selesai. PR saya selesai semua, strenya juga hilang separo hahaha. Akhirnya saya bisa mulai mengristik kembali ^.^


20 Komentar

Round Cosmetic Bag

Pelajaran kedua yang diberikan mbak Anna adalah membuat round cosmetic bag. Alias belajar membuat sesuatu yang bulat 😀 . Kali ini saya menggunakan kain kanvas linen yang saya beli di om Manu Ratu Busana. Kalau tinggal di Jakarta mah gampang ke sana hehehe. Lokasi tokonya di Pasar Baru. Untungnya om Manu ini melayani penjualan online juga. Kemarin ini ada sale kain kanvas linen. Per 2 meter cuma Rp.120.000,- free ongkir. Saya beli deh sepotong hehehe. Kainnya bagus, halus. Dibilang kanvas bukan (soalnya jauh banget dari tekstur kanvas) . Lebih mirip linen tapi halus banget. Untuk inner saya pakai kain belacu aja. Jomplang banget ya, untuk luaran pakai kain impor, dalamannya cuma belacu aja 😀 . Tapi ya stok kain yang saya punya terbatas. Jadi harus bisa memanfaatkan kain yang ada di rumah (daripada belanja melulu ya kan). Polanya sudah dibikin dari minggu kemarin. Sudah dijiplak ke stapleknya eh ternyata stapleknya kurang, harus dibeli lagi. Terus harus beli kepala resleting. Soalnya kalau beli semeter dapat kepalanya cuma 1. Padahal resleting 1 meter itu bisa dipakai untuk beberapa proyek lo. Jadi deh saya beli sebungkus isi 100 harganya Rp.20.000,- . Terus sekalian beli jarum pentul yang bagus, yang tajam,  << ini penting. Karena kalau pakai yang kualitas jelek, menguji iman dan kesabaran banget buat mentulin kainnya. Kan kalau tumpul jadi susah tusukin jarum ke kainnya. Mana yang mau dipentulin banyak, kan ujung-ujungnya jadi pengen nyemilin jarum pentulnya #eh. Saya tanya ke yang jual, saya mau beli jarum pentul yang bagus. Ditanya sama penjualnya, mau berapa banyak. Saya ngak ngeh, saya jawab aja paling sedikit musti beli berapa. Katanya Rp.10.000,- . Ya udah deh saya bilang beli Rp.10.000,- aja. Dan ternyata itu jarum pentul ditimbangin dulu. Jadi kayaknya belinya pergram gitu. Harga emang gak bohong lah. Jarum pentulnya mantap banget. Super tajam, kalau gak sengaja ketusuk beuh lumayan sakitnya. Kalau jarum pentul yang seribuan itu rata-rata isinya tumpul. Yang tajam cuma beberapa aja. Eh kok jadi ngelantur ya 😀 . Lanjut bahas tasnya aja deh ya 😀

Akhirnya semua perlengkapan tempurnya sudah tersedia kan. Saatnya menyeterika staplek ke kainnya. Hari jumat malam saya setrika. Ada insiden salah setrika pula. Saya keseterika bagian staplek yang ada lemnya. Otomatis lemnya nempel di setrika dong. Waduh T.T , musti matiin setrika dulu. Kata mama musti digosokin ke daun pisang. Malam-malam, hujan, daun pisang mau diambil ke mana coba. Saya matiin, tunggu dingin. Habis itu dikikis pake kuku, dan bisa. Akhirnya proses gosok-menggosok staplek selesai malam itu juga. Besok pulang kerja, saya bisa langsung gas menjahit.  Begitu kira-kira angan saya. Tapi besoknya abis pulang kerja, lepas maghribnya musti nemenin mama pula. Baru setelahnya saya bisa menjahit. Awalnya saya belum niat menjahit si round bag ini. Maunya bikin dompet dampit lagi. Saya coba pakai kain flanel sebagai pelapis, tapi ternyata susah. Tidak segampang menggunakan busa angin. Nyerah deh saya, akhirnya saya kerjakan si round bag. Masalah utama masih kerapian. Kalo dilepasin dikit, dia mencong deh. Gak rapi, kadang saya dedel, kadang saya biarin aja #penjahitpemalas 😆 . Ternyata membuat si round bag ini tu seru sekali. Di beberapa part kadang bingung liat fotonya. Tapi setelah diperhatikan lagi baru deh paham. Oh ini musti begini, oh ini musti diginiin . Nah urusan badan tas sudah beres. Saatnya disatukan dengan alasnya yang bulat. Oh ternyata menyatukan badan dengan alas itu tidak gampang. Berkali kali pentulnya saya lepasin karena kadang alasnya kedodoran. Atau kadang badannya kedodoran. Kan gak bisa begitu. Harus pas alas dan badan supaya hasilnya bagus. Dan akhirnya alas dan badannya berhasil disatukan 😀 . Gak kedodoran lagi 😀 . Tapi kebahagian tersebut tidak berlangsung lama. Badannya kebalik ternyata 😥

Harusnya bagian bagus si badan ada di dalam. Ini mesti gara-gara setelah badannya jadi saya kagumi dulu deh hahaha. Kebetulan waktu sudah lewat jam 12 malam. Sepertinya saya sudah lelah, jadi sudah tidak fokus lagi. Jadinya saya tidur deh. Besok pagi saja disambungnya. Dan paginya setelah kembali mengalami insiden kedodoran, akhirnya alas dan badan berhasil disatukan dan kali ini gak pake acara kebalik lagi 😀

Oya hukumnya wajib bagian alas dicekris-cekris kampuhnya. Supaya nanti kainnya gak narik waktu dijahit yang mengakibatkan hasil jahitan mengerut nantinya. Setelah ini berarti proses outer selesai. Saatnya menjahit inner dengan menggunakan teknik krukupan (selimut)

Bener-bener berat perjuangan buat menjahitnya. Tebal, trus bagian yang diselimutin si alas didalamnya juga tebal luar biasa. Awalnya pakai fabris klip itu. Cuma susah karena kainnya bergeser terus. Jadilah saya jelujur, biar kainnya gak lari-lari. Lumayan membantu walaupun tetep susah. Akhirnya setelah beres menjahit alasnya, kita harus balik kainnya. Pas membalik bagian alas sih gak terlalu susah. Tapi pas bagian alasnya kok jadi keras dan tebal ya. Mungkin karena bagian atasnya sendiri udah ditambah kain sellembar lagi makanya jadi berat

Proses lahiran. Yang pertama gampang. Yang kedua kali susah banget. Keras banget. Alhasil kainnya jadi lecek

Proses lahiran. Yang pertama gampang. Yang kedua kali susah banget. Keras banget. Alhasil kainnya jadi lecek

Sampai saya pakai tang buat narik. Tetap susah lo, tarik terus sampai jari sakit. Akhirnya beres juga. Setelahnya lunang pembalikannya tinggal ditutup pakai blind stitch. Ini musti jahit tangan. Kalau pakai teknik biasa bisa dijahit pakai mesin. Kalau ini gak bisa, harus jahit tangan

Dan akhirnya jadi juga deh round cosmetic bag saya

:D

😀

Seneng sekali, lumayan rapi juga jadinya. Walaupun kainnya jadi kucel, efek ditarik-tarik pas proses lahiran tadi. Berikut detailnya

Jahitannya masih mencong-mencong walaupun si tasnya sendiri keliatannya oke-oke saja. Next mau bikin zetaya pouchnya mbak ummi 😀


3 Komentar

Sewing Time : Gusset Pouch & Dompet Dampit

Saya kan sudah ikut kursus online di mbak umi dan mbak anna. Di mbak umi belajar membuat dompet dampit. Sama mbak anna belajar membuat gusset pouch. Sabtu malam akhirnya saya eksekusi dompet dampitnya mbak umi. Setelah sebelumnya ke pasar dulu cari resleting uk 5. Ada 6 video yang dishare mbak umi. Yang saya kurang paham itu di bagian akhir video 5 dan video 6. Setelah nonton berulang kali akhirnya baru ngeh. “Ooh ini mesti dibeginiin to” hehehe. Karena pakai busa angin jadi ada drama-drama juga. Awalnya langsung jahit outer sama busa anginnya gitu aja. Ternyata fatal akibatnya. Melar sana-sini. Jadi jelek banget hasilnya. Dedel, habis itu kain dan busa angin dijepit dulu pakai fabric clip. Baru dijahit, dan hasilnya jauh lebih baik. Tipsnya, lebihkan ukuran busa angin dari ukuran outer. Ntar kelebihan busa anginnya bisa dipotong kalau sudah selesai dijahit.

Akhirnya menjelang tengah malam selesai juga ini dompet. Cuma pas jadi kok hasilnya jadi memanjang begini ya. Kayaknya saya salah catat ukurannya deh 😆 . Pas saya kasih liat ke mama dan ayah keesokan harinya, eh diketawain. Dibilangin ini tu kampieh (tas tempat menyimpan daun sirih). Ya iyalah bentuknya memanjang gitu, gak ada mirip-miripnya sama dompet.

Minggu siang saya kerjainlah gusset dompetnya mbak anna. Karena sebelumnya merasa sudah bisa menjahit busa angin, maka dengan pedenya nambahin busa angin untuk si guseet pouch ini. Padahal sama mbak anna gak disuruh pakai pelapis apapun. Dan ternyata pas dibikin itu busa anginya menyusahkan sekali ><. Perjuangan banget deh menjahitnya, dari yang jarum mesinnya cuma jalan ditempat alias sepatu gak bisa jalan karena terhalang  busa angin yang terlalu tebal. Innernya tidak ikut terjahit. Kalau gak terjahit terpaksa ulang jahit, kalau enggak kan jadinya nanti bolong. Untuk si gusset pouch ini pakai teknik krukupan (selimut). Pakai teknik membalik juga, hanya saja inner dan outer nantinya jadi menyatu. innernya jadi gak kedodoran gitu. Awalnya dulu ps mbak anna pernah share cara teknik selimut ini di grup. Saya masih belum paham waktu itu. Sekarang saya sudah mengerti dan ternyata gampang dan mengasyikkan sekali teknik selimut ini 😀

Jelek banget jadinya, gak rapi. Berkerut di sana sini. Tapi tetap senang karena berhasil menjahit sesuatu yang baru 😀 . Ini pouch cocok juga sepertinya dipakai sebagai cosmetic pouch 😀

Oiya sedikit tips dari saya. Kalau merasa belum akan rapi  menjahit seperti saya, maka untuk menjahit gunakan saja bahan yang murah meriah seperti saya 😀 . Untuk dua proyek di atas saya menggunakan katun sprei untuk outernya. Murah lo, semeter cuma Rp.28.000,-. Lebarnya kira-kira 240cm. Sayang kalau langsung pakai bahan bagus  hahaha. Untuk innernya untung saya dapet doorprize kain. Jadi kainnya bisa digunakan untuk proyek ini. Trus tinggal beli resleting. Semeter cuma dua ribu lima ratus hehehe. Kalau gak pakai pelapis juga gak apa apa sih. Cuma jadinya hasil jahitan kita melambai gitu. Gak bisa kokoh gitu hehehe

Sekian dulu cerita menjahit saya kali ini. Next mau bikin zetaya pouchnya mbak umi. Happy Sewing 🙂